JAKARTA – Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan menjadi prioritas pemerintah lima tahun mendatang. Menurut Budiman, orang miskin rentan guncangan mental.
“Kalau orang kaya baru biasanya norak, kalau orang miskin baru biasanya galau. Nah, kita harus mengatasi yang galau-galau ini,” ujar Budiman di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Budiman menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menekankan agar kemiskinan ditekan.
“Intinya apa? Pak Prabowo menginginkan agar kemiskinan ditekan. Tapi kita ingin mengetahui berapa sebenarnya bisa kita sepakati angka kemiskinan yang memang harus dientaskan,” katanya.
Budiman mengatakan, Presiden Prabowo dalam pidato pelantikan telah mengingatkan perlu adanya bantuan teknologi untuk membuat data kemiskinan yang terintegrasi melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) lebih presisi, lebih akurat, lebih cepat, lebih tepat.
“Jadi ini perjalanan tidak berhenti di sini, tidak siang ini saja. Nanti sore dilanjutkan dan nanti saya juga akan beraudiensi dengan kementerian-kementerian dan lembaga-lembaga yang lain,” ujarnya.
Bahkan, Budiman mengatakan Presiden Prabowo juga terus memanggil para menterinya untuk rapat terbatas kabinet salah satunya dalam rangka pengentasan kemiskinan.
“Mudah-mudahan dari gambaran ini, ini bisa kita jadikan referensi, kementerian-kementerian nanti dalam rapat kabinet, saya dan juga nanti Kepala Bappenas, bagaimana pengentasan kemiskinan itu harus tepat subsidinya. Alih subsidi apa saja yang dibutuhkan, yang lebih produktif, menyasar pada kaum miskin, kaum miskin ekstrem, maupun yang rentan miskin,” ujarnya.
Kata Budiman, jumlah yang rentan miskin tidak sedikit. “Bahkan sangat banyak yang rentan miskin. Kalau rentan miskin itu juga menimbulkan guncangan mental,” pungkasnya.
Selaraskan Data Kemiskinan
Budiman Sudjatmiko, menemui Menteri Sosial Saifullah Yusuf di Gedung Kementerian Sosial, Jakarta, 30 Otkober 2024.
Budiman menemui Saifullah untuk menyelaraskan data kemiskinan. Hasil penyelarasan data kemiskinan itu akan menjadi pijakan dalam menyusunan rencana induk percepatan pengentasan kemiskinan.
“Kami memang sengaja berdiskusi untuk menyelaraskan data kemiskinan. Saya ingin mendapatkan gambaran data kemiskinan,” kata Budiman di
Ia menjelaskan, penyelarasan data kemiskinan dibutuhkan agar ada data tunggal yang akan digunakan oleh setiap kementerian. Keberadaan data tunggal itu nantinya diharapkan dapat menghindari tumpang tindih antar-kementerian dan lembaga. Data tunggal itu juga dapat membantu program subsidi pemerintah agar lebih tepat sasaran. “Data ini akan menjadi acuan tunggal sehingga tidak ada tumpang tindih,” kata dia.
Dalam pertemuan itu, Budiman melihat Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dikelola Kementerian Sosial. Ia lantas membandingkan DTKS ini dengan data kemiskinan dalam Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Bappenas. Budiman menilai DTKS memiliki kelebihan dari sisi pemutakhiran data yang dilakukan setiap 24 jam. Adapun kelebihan data kemiskinan di Bappenas karena lebih detail.
Budiman mengatakan pihaknya ingin melihat gambaran kedua jenis data tersebut agar bisa menjadi data kemiskinan yang terpadu. Integrasi kedua data kemiskinan tersebut sangat penting untuk melihat data akurat kelompok miskin, miskin, dan rentan miskin.
Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Tirta Sutedjo, ikut mendampingi Budiman menemui Saifullah. Setelah bertemu Saifullah, Budiman akan menemui lembaga negara lain yang mempunyai maupun berkaitan dengan program pengentasan kemiskinan.
“Saya akan silaturahmi dan sowan kepada kementerian-kementerian yang dalam pandangan kami erat kaitan dengan program pengentasan kemiskinan,” ujar Budiman.
Saifullah Yusuf mengatakan pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam menangani masalah kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial. “Ini bukan pertemuan terkahir, tapi pertemuan pertama. Kami akan tindak lanjuti dengan pertemuan selanjutnya,” kata Saifullah.
Dalam pidato perdananya seusai dilantik sebagai presiden, Prabowo Subianto menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan menjadi salah satu prioritas utama pemerintahannya. Ketua Umum Partai Gerindra ini menyadari bahwa masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ia pun optimistis pemerintahannya akan mampu mengatasi masalah kemiskinan secara menyeluruh.
“Kami percaya dan yakin kita punya kekuatan menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Ini sasaran berat bahkan banyak yang mengatakan ini sesuatu yang tidak mungkin,” kata Prabowo saat berpidato di Gedung Nusantara, Kompleks MPR, Jakarta pada 20 Oktober 2024. (sn-11)