Presiden Jokowi-PM Timor Leste Bahas Perbatasan NTT-Oecusse

by -
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Republik Demokratik Timor Leste Taur Matan Ruak, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (13/02/2023).(foto: setkab)

Jakarta-Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste membahas perbatasan kedua negara, termasuk perbatsan NTT-Oecusse.

Hal itu dilakukan dalam pertemuan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Republik Demokratik Timor Leste Taur Matan Ruak, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (13/02/2023).

“Selamat datang kembali di Indonesia, Perdana Menteri Taur Matan Ruak. Saya masih ingat kunjungan Yang Mulia ke Indonesia tahun 2014 dan 2015 sebagai Presiden Timor-Leste. Tahun lalu, Indonesia juga menerima kunjungan Presiden Ramos Horta,” jelas Presiden Jokowi.

Intensitas kunjungan ini, jelas Presiden, mencerminkan untuk terus memperkuat kerja sama di antara kita. Dan, dalam pertemuan itu Presiden menyampaikan beberapa hal.

Pertama, Presiden  menekankan pentingnya kerja sama ekonomi.

“Saya menyambut baik terus meningkatnya hubungan perdagangan kedua negara dan kita berkomitmen untuk mengintensifkan pembahasan mengenai pengembangan kawasan ekonomi di wilayah perbatasan antara NTT dan Oecusse,” jelas Presiden.

Menurut Presiden, untuk mendukung kerja sama ekonomi khususnya pengembangan kawasan ekonomi di wilayah perbatasan, disepakati untuk mendorong dimulainya perundingan pembentukan Bilateral Investment Treaty.

“Saya juga menyambut baik peningkatan konektivitas darat, antara lain melalui peluncuran perdana trayek rute Kupang-Dili dengan trayek bus. Secara khusus, saya juga mendorong agar biaya logistik transportasi laut untuk kegiatan bisnis dapat diturunkan,” kata Presiden.

Kedua, pengelolaan kawasan perbatasan. Kita telah menyepakati untuk segera menyelesaikan dua segmen perbatasan darat yang tersisa pada tahun ini, yaitu segmen Noel Besi-Citrana dan segmen Bijael Sunan-Oben. Penyelesaian perundingan batas darat ini penting untuk dapat memulai perundingan maritim, serta mendorong pembangunan PLBN di Oepoli.

Ketiga, perkuatan kerja sama pembangunan. Sejak tahun 2006, terdapat 258 kegiatan kerja sama pembangunan Indonesia dengan Timor Leste yang melibatkan ribuan peserta Timor-Leste. Dan, dalam dua tahun terakhir Indonesia juga telah memberikan 489 beasiswa bagi pelajar Timor Leste. Indonesia berkomitmen untuk terus melanjutkan kerja sama pembangunan, terutama melalui penguatan kapasitas SDM.

Selain ketiga isu bilateral tersebut, Presiden juga menyinggung mengenai Keketuaan Indonesia di ASEAN. Sesuai hasil KTT ASEAN di Phnom Penh, Timor Leste secara prinsip telah diterima sebagai anggota ASEAN. Road map untuk keanggotaan penuh sedang dipersiapkan, dipimpin oleh Indonesia sebagai Ketua ASEAN saat ini. Dan, Timor-Leste telah mengikuti pertemuan-pertemuan ASEAN dengan status sebagai observer, termasuk pertemuan para Menlu ASEAN awal Februari yang lalu.

Dalam pertemyan itu, ada lima perjanjian kerja sama tersebut adalah:
1. Memorandum Saling Pengertian Kerja Sama Pendidikan Tinggi.
2. Memorandum Saling Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pertukaran Pengetahuan.
3. Memorandum Saling Pengertian Kerja Sama Teknik Perindustrian.
4. Memorandum Saling Pengertian Kerja Sama Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
5. Memorandum Saling Pengertian Kerja Sama Kawasan Ekonomi di Wilayah Perbatasan. (sn-5)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.