Adapun rincian laporan tersebut yang pertama adalah mulai dari tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut yang melaporkan bahwa sebanyak 879 KK/2.598 jiwa terdampak banjir yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Kintap.Kepala Pusat
Raditya Jati dari Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengatakan, meluapnya Sungai Kintap tersebut dipicu oleh tingginya intensitas hujan di wilayah Kabupaten Tanah Laut sejak Selasa (1/9) hingga Rabu (2/9), yang kemudian memicu banjir pada Kamis (3/9).
Banjir tersebut merendam sedikitnya 783 unit rumah dengan tinggi muka air (TMA) 100-150 sentimeter di enam desa di Kecamatan Kintap. Adapun keenam desa tersebut meliputi Desa Kintapura, Desa Kintap, Desa Kintap Kecil, Desa Riam Adungan, Desa Salaman dan Desa Pasir Putih.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Tanah Laut telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait serta melibatkan tim gabungan guna melakukan evakuasi korban, evakuasi barang milik korban dan menditribusikan bantuan logistik kepada korban terdampak.
Kondisi terkini yang dilaporkan hingga Jumat (4/9) pukul 10.00 WIB, banjir di Kabupaten Tanah Laut berangsur-angsur surut dengan TMA 50 sentimeter.
Kemudian laporan yang berikutnya adalah dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Bumbu, yang mana banjir telah merendam kurang lebih 3.804 rumah, persawahan seluas 8 hektar dan total luas pertanian yang terendam adalah 155 hektar dengan TMA 300-400 sentimeter.
Banjir tersebut berdampak pada 3.804 KK/12.397 jiwa sehingga sebanyak 60 KK/221 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
TRC BPBD Kabupaten Tanah Bumbu telah melakukan kaji cepat, evakuasi warga dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Adapun kondisi terkini yang dilaporkan pada Jumat (4/9) pukul 06.00 WIB adalah bahwa banjir berangsur-angsur surut dengan TMA 100-150 sentimeter.
Hingga siaran pers ini diterbitkan, tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa atas bencana banjir tersebut.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan prakiraan cuaca bahwa hujan disertai kilat/petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hingga Sabtu (5/9).
Adapun wilayah tersebut meliputi Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara dan Papua Barat.
Melihat adanya dampak dari bencana yang dipicu oleh faktor cuaca dan hasil prakiraan cuaca dari BMKG tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar pemangku kebijakan di daerah dapat melakukan upaya mitigasi bencana dan segera mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam kaitan pengurangan risiko bencana.(op-15)