Jakarta- “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia” dideklarasikan pada hari ini, dalam peringatan 17 Agustus secara virtual yang diikuti oleh relawan Foodbank of Indonesia (FOI) dan sekitar 500 balita di 45 titik wilayah kerja FOI.
Peluncuran sekaligus konferensi pers ini dihadiri pula oleh para bunda, Lenny N Rosalin SE, MSc, MFin, Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof. Dr. Ir Eni Hermayani, M.Sc, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, dunia usaha yang diwakili oleh JNE dan ASDP, media dan blogger.
Deklarasi aksi ini dilakukan secara simbolis di Pandeglang, Jakarta, dan Banyuwangi diikuti oleh para bunda di berbagai wilayah dengan tekad untuk membuka akses pangan dan memerangi kelaparan pada balita. Kampanye yang menyasar 50.000 anak ini akan berlangsung dari 15 Agustus hingga 22 Desember 2020.
Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia. Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia diperkirakan meningkatkan angka kemiskinan. Pandemi menyebabkan penghasilan masyarakat merosot drastis dan tentu menyebabkan gangguan akses pangan pada keluarga.
Padahal, tanpa adanya pandemi, Indonesia masih menghadapi masalah kelaparan yang serius (Indeks Kelaparan Global, 2019). Kelaparan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu kelaparan karena kemiskinan dan kelaparan yang tersembunyi (hidden hunger).
Kelaparan karena kemiskinan menyebabkan sekitar 27% anak ke sekolah dengan perut kosong, sedangkan kelaparan tersembunyi (hidden hunger) yaitu fenomena kekurangan vitamin dan mineral yang dapat berujung pada stunting (Hasil Survey FOI, 2020).
Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, Foodbank of Indonesia (FOI) mengajak masyarakat untuk bergerak dengan semangat nasionalisme berupaya memerdekakan balita dari rasa lapar dalam Gerakan “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia”.
Gerakan ini merupakan kampanye yang mengajak para bunda Indonesia (kader, PAUD, calon bunda, pakar, akademisi) untuk bergerak membuka akses pangan dan memerangi kelaparan pada balita di Indonesia untuk mencapai impian Indonesia Merdeka 100%.
Menurut Founder FOI, Hendro Utomo, rangkaian kegiatan “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia” diawali dengan Ekspedisi Merdeka 100% yang melalui 7 provinsi dan menempuh jarak lebih dari 2.500 Km. Ekspedisi dengan menggunakan moda transportasi motor ini dimulai dari tanggal 15 Agustus dengan tujuan melakukan observasi lapang tentang pola makan balita dari ujung barat hingga ujung timur pulau Jawa.
Dialog juga dilakukan dengan para relawan dan bunda mengenai isu kelaparan pada balita serta upaya yang dilakukan untuk memerangi kelaparan tersebut. “Dari hasil observasi lapangan, situasi pandemi ini semakin mempersulit balita memperoleh akses pangan yang layak. Banyak balita kita yang mengalami kelaparan, gizi kurang, bahkan stunting. Kita harus bergerak bersama untuk memerdekakan balita Indonesia dari rasa lapar, sehingga dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan baik, karena balita adalah generasi penerus bangsa,” ujar Hendro.
Kegiatan upacara peringatan HUT RI secara virtual hari ini, sekaligus peluncuran kampanye “Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia” merupakan rangkaian selanjutnya untuk membangun kesadaran seluruh masyarakat tentang pentingnya isu ini. Dalam acara virtual tersebut, tampak relawan dan anak-anak bersemangat mengikuti upacara, deklarasi dan pembagian makanan meskipun semua tetap mengikuti protokol Covid-19.
Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak KPPPA, Lenny N. Rosalin mengungkapkan dukungannya. “Saya mendukung upaya Foodbank of Indonesia (FOI) untuk membantu masyarakat dalam mencari solusi melalui redistribusi makanan berlebih sebagai upaya untuk membuka akses pangan bagi kelompok rentan, termasuk balita.
Kerjasama antar lembaga sangat penting untuk memastikan konvergensi seluruh program/kegiatan terkait pencegahan stunting, utamanya untuk meningkatkan cakupan dan kualitas intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-23 bulan atau 1.000 hari pertama kehidupan.” jelas Lenny.
Mewakili akademisi di bidang pangan, Prof. Dr. Ir. Eni Hermayani, M.Sc, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, siap mendukung aksi ini melalui kerjasama yang sebelumnya telah terjalin antara FOI dengan FTP UGM. “Sukses untuk FOI yang
menginisiasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia.”
Hendro berharap kampanye dan aksi ini dapat menginspirasi semua pihak untuk turut berkolaborasi sesuai dengan bidangnya masing-masing demi mendukung balita yang merupakan masa depan Indonesia. “Semoga kerjasama semua pihak dapat menghantarkan Indonesia mencapai impian merdeka, Merdeka 100%”, ujar Hendro.(op-9)