Jakarta-Presiden Joko Widodo meminta agar penurunan angka stunting fokus di 10 provinsi, yakni NTT, Sulbar, NTB, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.
“Dan untuk itu saya juga ingin minta para gubernur, nanti Mendagri juga bisa menyampaikan, gubernur, bupati, wali kota sampai ke kepala desa, terutama untuk 10 provinsi tersebut agar betul-betul bisa konsentrasi dan fokus untuk penurunan stunting,” kata Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas mengenai Percepatan Penurunan Stunting, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/8/2020).
Kemudian yang kedua, kata Presiden, juga akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil maupun balita di puskesmas dan posyandu ini yang harus dipastikan tetap berlangsung, tidak berhenti di tengah pandemi ini, yaitu pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan juga pemberian suplemen vitamin A bagi ibu yang menyusui dan makanan pendamping ASI.
Yang ketiga, katanya, aspek promotif, edukasi, sosialisasi bagi ibu-ibu hamil, juga pada keluarga, harus terus digencarkan sehingga meningkatkan pemahaman untuk pencegahan stunting. “Sekali lagi saya minta ini juga melibatkan PKK, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat RT dan RW, serta relawan. Dan kita harapkan ini menjadi gerakan bersama di masyarakat,” tegas Presiden.
Yang keempat, dalam upaya penurunan angka stunting juga disambungkan dengan program perlindungan sosial, terutama PKH, kemudian pembagian BPNT, dan juga pembangunan infrastruktur dasar yang menjangkau keluarga-keluarga yang tidak mampu.
Menurut Presiden, meski saat ini sedang berjuang mengendalikan Covid-19, namun urusan penurunan stunting yang sudah menjadi program harus terus dipercepat.
“Dari data yang saya miliki ada perbaikan dalam prevalensi stunting dari 37 persen di 2013 menjadi 27,6 persen di 2019. Ini ada penurunan yang cukup lumayan tetapi saya kira ini tidak cukup. Kita harus menurunkan lebih cepat lagi dan target kita sesuai yang saya sampaikan, saya berikan pada Menteri Kesehatan di 2024 kita harus bisa turun menjadi 14 persen,” tuturnya.(op-11)