Bandung– Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro melakukan kunjungan kerja ke Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/07).
Dalam kunjungan kerja ke ITB, Menteri Bambang menyaksikan penandatanganan kesepakatan perjanjian usaha patungan pendirian Pabrik Katalis Merah Putih oleh Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, Plt. Direktur Utama PT Pupuk Kujang Rita Widayati dan Direktur Utama PT Rekacipta Inovasi ITB Alam Indrawan yang akan dibangun di Kawasan Industri Cikampek, Jawa Barat.
Selain Menristek/Kepala BRIN, acara tersebut dihadiri pula Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ir. Arifin Tasrif, Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, dan undangan lainnya. Acara ini diselenggarakan dengan tetap memenuhi standar protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih merupakan salah satu klaster dari rencana besar dalam Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024. Katalis merupakan salah satu kunci sukses teknologi dan berfungsi sebagai industri proses dari kimia, petrokimia, pengilangan minyak gas, oleokimia, serta mengandung teknologi terbarukan berbasis biomassa dan minyak nabati. Pabrik ini merupakan pabrik katalis nasional pertama di Indonesia yang 100 persen dikembangkan dan dibangun oleh putra/i bangsa, dengan kapasitas 800 ton/tahun, dan akan dibangun september 2020 mendatang dan akan mulai produksi pada triwulan kedua tahun 2021.
Penelitian dan pengembangan katalis ini dimulai Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis (TRKK) ITB dan Pusat Rekayasa Katalisis ITB (CaRE ITB) sejak tahun 1982 untuk industri kilang minyak dan industri petrokimia serta pengembangan proses energi terbarukan, dan kemudian Kemenristek/BRIN memberikan dana penguatan inovasi sejak tahun 2017 sampai sekarang dengan tujuan pengembangan penelitian dan inovasi. Dengan bantuan dana inovasi tersebut, TRKK-ITB berhasil membangun Industri Katalis berkapasitas 1-5 kg/batch, lengkap dengan peralatan uji aktifitas dan karakterisasi katalis. Dana penguatan inovasi ini sangat membantu upaya hilirisasi hasil penelitian TRKK-ITB dan Care ITB.
Menteri Bambang pada kesempatan tersebut mengungkapkan kegembiraannya karena hari ini triple helix di bidang energi nabati akhirnya bisa terealisasi. Menteri Bambang pun menyebut, butuh kegigihan dan “kegilaan” dalam merealisasikan pabrik katalis merah putih ini.
“Kita bisa menjadikan bensin nabati ini sebagai salah satu strategi nasional bersama dengan drone untuk militer dan industri garam yang terintegrasi. Semoga ITB bisa terus melakukan penelitian dan akhirnya hilirisasi di bidang bio energy,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.
Saat ini kita harus mulai berpikir jangka panjang, jangan short term. Selain itu, kita juga harus mulai berpikir sumber energi yang visible dari segi ekonomi. “ITB sudah bisa mewujudkannya, tidak banyak universitas yang bisa melakukan ini,” jelas Menteri Bambang.
Kampus LIPI
Selanjutnya Menteri Bambang menyambangi Kampus Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung untuk meninjau dan menindaklanjuti hilirisasi produk-produk inovasi hasil Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19.
Menristek/Kepala BRIN di kampus LIP diterima oleh Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko dan jajarannya dan kemudian dilanjutkan dengan meninjau ke lapangan. Dalam kesempatan ini, Menteri Bambang berkesempatan melihat dari dekat alat-alat kesehatan yang dihasilkan LIPI antara lain perkembangan tes COVID-19 non-PCR test, Rapid Diagnostic Test (RDT) Microchip dan pengembangan produk Autonomous Ultraviolet C (UVC) Mobile Robot.
“Alat-alat ini merupakan hasil kolaborasi riset LIPI dengan beberapa pihak. Seperti RDT Microchip dikembangkan oleh LIPI dengan UGM, ITB, dan UNAIR. Alat ini merupakan alat deteksi dini untuk kasus suspek, kasus konfirmasi, dan kontak erat dengan menggunakan sensor Surface Plasmon Resonance (SPR). Selanjutnya Autonomous UVC Mobile Robot dikembangkan oleh LIPI dengan Universitas Telkom. Robot tersebut bertugas untuk melakukan desinfeksi dan sterilisasi pada ruang isolasi pasien positif COVID-19 tanpa campur tangan manusia secara langsung, sehingga mengurangi mengurangi risiko penularan antar manusia,” jelas Menteri Bambang.
PT Bio Farma
Melanjutkan safarinya di Bandung, Menteri Bambang juga meninjau langsung perusahaan farmasi nasional PT Bio Farma untuk melihat pengembangan vaksin COVID-19 dalam negeri, yakni Vaksin Merah Putih.
Menteri Bambang diterima oleh Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir dan jajarannya. Dalam kesempatan ini Menteri Bambang mengungkapkan pengembangan Vaksin Merah Putih dilaksanakan dengan memenuhi aspek kecepatan, efektivitas, keakuratan, dan kemandirian. Vaksin Merah Putih merupakan vaksin produksi dalam negeri yang tengah dikembangkan oleh LBM Eijkman.
“Pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan simbol kemandirian bangsa dan kemajuan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh tim peneliti dan ilmuwan Indonesia. Ke depannya, pemerintah dan masyarakat harus terus bersinergi mendukung pengembangan Vaksin Merah Putih sebagai momen kebanggaan bangsa,” kata Menteri Bambang.
Rangkaian kunjungan kerja Menristek/Kepala BRIN berakhir di PT Bio Farma. Pada kunjungan kerja di Bandung Menteri Bambang didampingi Plt. Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristek/BRIN, Prof. Ismunandar dan Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi, Danang Rizki Ginanjar.(op-9)