Yogyakarta-Sebagai pusat penelitian kegunungapian, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta diharapkan terus mengikuti teknologi terkini dalam mendeteksi berbagai parameter gunung api, mendukung kinerja Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM yang sebelumnya telah mendapatkan penghargaan dalam Pemantauan dan Manajemen Krisis dari International Association of Volcanology and Chemistry of the Earth’s Interior (IAVCEI).
“Tak hanya di Indonesia, BPPTKG Merapi ini adalah Center of Exellence bagi riset kegunungapian di dunia. Harus terus ditingkatkan, karena dengan instrumen semakin bagus, maka early warning akan dapat tersampaikan dengan baik,” ungkap Plt Kepala Badan Geologi Saleh Abdurrahman dalam kunjungan kerjanya di Yogyakarta, Jumat (24/7), didampingi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, Kepala BPPTKG Hanik Humaida, dan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko.
Apresiasi disampaikan Kepala Dinas ESDM Jateng atas upaya mitigasi yang dilakukan BPPTKG sehingga baik orang yang bermukim maupun mencari nafkah dari Merapi dapat menerima informasi yang baik dan terpercaya. “BPPTKG sangat berperan dalam mengatur ritme hidup damai dan hidup rukun bersama Merapi, gunung yang menjadi sandaran warga di 3 kabupaten di Jawa Tengah (Klaten, Magelang dan Boyolali) dan Kabupaten Sleman di Yogyakata,” kata Sujarwanto.
Pada kesempatan tersebut Kasbani melaporkan Gunung Merapi saat ini ada pada kondisi stabil dengan dinamika wajar dalam status WASPADA (level II) bersama 20 gunung lainnya di Indonesia, hanya ada 2 gunung yakni Sinabung dan Karangetan yang ada dalam status SIAGA (level III).
Selama pandemi pun kegiatan pos pengamatan Gunung Merapi berjalan seperti biasa. “Mengingat perannya yang krusial, koordinasi BPBD setempat tetap dilakukan, sosialisasi beberapa dilakukan secara langsung dengan protokol Covid. Masyarakat merapi berkoodinasi dan memantau dengan terus mencari informasi ke BPPTKG,” jelas Hanik.
Selanjutnya, dalam pantauan rombongan secara langsung ke Pos Pengamatan Gunungapi Merapi Babadan, dilaporkan cuaca Merapi terpantau cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 200 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada tanggal 22 Juli 2020 jam 09.37 WIB.
Analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah atau dalam kondisi stabil. Tercatat dalam seminggu terakhir ini kegempaan G. Merapi tercatat 13 kali gempa Hembusan (DG), 12 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 55 kali gempa Fase Banyak (MP), 4 kali gempa Low Frekuensi (LF), 28 kali gempa Guguran (RF), dan 20 kali gempa Tektonik (TT).(op-8)