Penularan Covid-19 Tak Pandang Kelompok Umur

by -
Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa Broto Asmoro. (foto: gugus tugas)

Jakarta-Penularan COVID-19 tak pandang kelompok umur. Anak-anak merupakan salah satu kelompok umur yang rentan terhadap keterpaparan penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Unicef Indonesia memiliki langkah 3 x 3 untuk lindungi anak Indonesia.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan, anak-anak adalah masa depan bersama bagi Indonesia. Ia juga menekankan untuk memastikan anak Indonesia adalah generasi yang terlindungi selama pandemi.

Dokter Reisa pun menyampaikan langkah 3 x 3 untuk perlindungan anak dari pandemi COVID-19. Langkah pertama yakni dukung keluarga memenuhi kebutuhan gizi anak. Sosialisasikan panduan dan sediakan sarana pelayanan gizi esensial berkelanjutan untuk remaja, perempuan usia subur, ibu hamil dan menyusui, dan balita.

Ia mencontohkan, berupa pengawasan dan dukungan pertumbuhan, pemberian suplemen nutrien mikro, konseling gizi untuk ibu, konseling pemberian makan untuk bayi dan balita, pembagian biskuit tinggi energi, dan penapisan serta perawatan untuk kasus kurus parah atau severe wasting.

Kedua, dukung anak agar tetap belajar. Ia menjelaskan, perluas pilihan metode belajar dari rumah agar tersedia pula metode yang minim atau tanpa teknologi, awasi pembelajaran dan partisipasi murid melalui platform daring.

“Kedepankan prinsip ‘lebih sedikit namun berkualitas’ yaitu dengan berfokus mengajarkan keterampilan dan pengetahuan paling esensial dalam situasi keterbatasan sumber daya, dan berikan guru dukungan dan bimbingan terkait pengajaran jarak jauh,” pesannya di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Kamis (23/7).

Ketiga, lindungi anak dari kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan. Perlindungan ini bertujuan untuk memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial kepada anak yang rentan.

“Rumuskan strategi untuk menjawab risiko kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap anak, termasuk pemetaan layanan, penyediaan panduan rujukan, perluasan mekanisme pelaporan dan respons,” ujarnya saat media center diambil alih oleh anak-anak tepat di Hari Anak Nasional.

Lanjutnya, pastikan pekerja sosial dapat bekerja dengan aman menggunakan alat pelindung agar pelayanan dan manajemen kasus bisa terus diselenggarakan untuk kelompok yang paling rentan.

Di tengah pandemi yang masih berlangsung, Reisa mengingatkan para wali anak untuk memastikan anak-anak memahami adaptasi kebiasaan baru melawan pandemi.

Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan tiga hal agar anak-anak terhindar dari COVID-19. Pertama, menjaga jarak aman, sekitar 1 hingga 2 meter. Kedua, mengajari mereka menggunakan masker dengan benar dan membiasakan dengan wajir bermasker apabila di ruang publik. Ketiga, sering-sering untuk mencontohkan kepada anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokter Reisa menyampaikan 3 pesan terakhir kepada keluarga untuk melindungi anak-anak dengan menjaga stamina, makan makanan bergizi dan tetap ceria, hangat di dalam keluarga. “Jangan lupa untuk Bahagia,” ucapnya.

“Anak-anak harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah keluarga puisi yang paling bermakna adalah keluarga, mutiara tiada tara adalah keluarga,” katanya.(op-8)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.