Presiden Tekankan Dua Poin Soal Emisi Gas Rumah Kaca

by -
Presiden Joko Widodo. (foto: setpres)

Jakarta-Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas mengenai kelanjutan kerja sama penurunan emisi  gas rumah kaca (GRK) Indonesia – Norwegia dan kebijakan instrumen nilai ekonomi karbon (Carbon Pricing) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (6/7/2020). Presiden Joko Widodo menekankan dua poin dalam rapat terbatas itu.

Menurut Presiden, walaupun saat ini masih fokus dalam pengendalian COVID-19 namun ada beberapa agenda strategis nasional mengenai emisi gas rumah kaca, termasuk di dalamnya adalah kerja sama Indonesia-Norwegia yang harus terus berlanjut.

Laporan yang diterima Presiden, pembicaraan antara Indonesia dan Norwegia untuk menurunkan gas rumah kaca, prosesnya sudah cukup panjang. “Saya kira ini sudah sejak 2010 dan Indonesia terus berkomitmen untuk menurunkan gas rumah kaca sebanyak 26 persen pada 2020, dan meningkat 29 persen di tahun 2030,” katanya.

Presiden mengatakan, selain memiliki target untuk emisi karbon yang harus diturunkan berdasarkan Konvensi Perubahan Iklim yang telah kita ratifikasi, yaitu 29 persen pada 2030 dan 41 persen dengan dukungan kerja sama teknik dari luar negeri, dan berdasarkan Konvensi Perubahan Iklim, juga memiliki kewajiban untuk penurunan emisi karbon di sektor kehutanan 17,2 persen, sektor energi 11 persen, dan sektor limbah 0,32 persen, serta sektor pertanian 0,13 persen, serta sektor industri dan transportasi sebesar 0,11 persen.

Dalam rapat itu, Presiden menegaskan dua hal.

Pertama, Indonesia harus terus konsisten menjalankan program pemulihan lingkungan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, kemudian juga perlindungan gambut dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan harus terus dilanjutkan, dan pada kesempatan yang baik ini saya juga ingin titip, hati-hati masalah kebakaran hutan dan lahan, ini sudah masuk ke musim panas. Kemudian berbagai upaya lain, seperti perlindungan biodiversity yang sudah melekat sebagai upaya pengendalian hutan dan pemulihan habitat juga harus dipastikan betul-betul berjalan di lapangan, juga pengembangan selanjutnya, pengembangan biodiesel B30, B50, dan akan ke B100, juga pengembangan energi surya, energi angin, saya kira kita juga sudah memulai ini agar terus dilanjutkan.

Kedua, seluruh tahapan dalam menurunkan emisi gas rumah kaca harus segera diselesaikan. Regulasinya selesaikan, urusan instrumen untuk pendanaannya yang diharapkan ini termasuk insentif bagi pemangku kepentingan, ini juga harus dilihat dan harus memastikan bahwa pengaturan karbon ini betul-betul memiliki dampak yang signifikan bagi pencapaian target penurunan gas rumah kaca sebesar 26 persen di 2020 dan 29 persen pada tahun 2030.

“Saya melihat, kita memiliki kesempatan banyak, baik itu di lahan hutan gambut, di hutan mangrove, dan juga di hutan-hutan kita lainnya. Saya kira kesempatan ini, saya kira bisa kita laksanakan apabila lapangannya betul-betul segera bisa kita kerjakan,” kata Presiden.(op-3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.