Bandung– Pandemi Covid-19 di Indonesia membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan kita, tak terkecuali bagi kelompok rentan seperti perempuan dan anak. Oleh karena itu, dalam kunjungan kerjanya ke Bandung, Jawa Barat hari ini Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Bintang Puspayoga menyerahkan paket pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan dan anak yang terdampak Covid-19 di Provinsi Jawa Barat yang dipusatkan di Kota Bandung.
Didampingi Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil, Menteri Bintang menyerahkan paket pemenuhan kebutuhan spesifik yang berasal dari dana dekonsentrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang dikelola oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat sebanyak 1.080 paket, yang didistribusikan kepada anak sebanyak 480 paket, perempuan 400 paket, dan lansia 200 paket, yang kesemuanya berasal dari keluarga sangat miskin. Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan bantuan dari dunia usaha sebanyak 300 paket yang diberikan kepada anak terdampak Covid-19.
“Kebutuhan spesifik sering kali belum menjadi perhatian dari berbagai pihak. Dalam situasi pandemi ini, sebagian besar fokus pada bantuan kebutuhan pokok, namun mungkin tidak terpikirkan untuk kebutuhan reproduksi perempuan dan tumbuh kembang anak. Tugas dan fungsi kami untuk menggerakkan dunia usaha, untuk peduli kepada perempuan dan anak, dalam hal pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan dan anak. Inilah wujud komitmen kami menyatukan hati untuk perempuan dan anak dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Menteri Bintang.
Selain kebutuhan spesifik, bantuan yang mengarah pada peluang untuk berdaya dalam industri rumahan ternyata juga dibutuhkan perempuan agar tetap memperoleh pendapatan selama pandemi Covid-19. Hal ini dirasakan betul oleh pemilik Imah Batik Bandung, Weny Windya.
“Kalau bicara dampak tentu semuanya terdampak, apalagi untuk fashion terutama batik. Sebagian besar pegawai kami adalah perempuan, sekitar 70%. Tentu saja pandemi ini berdampak bagi mata pencaharian kami. Lalu kami cari-cari ide dan kesempatan di masa pandemi ini, ternyata masker dan Alat Pelindung Diri (APD) yang sedang dibutuhkan, jadi kami terima orderan dan memproduksi sehingga masih bisa menyambung hidup,” tutur Weny Windya.
Melihat kondisi ini, Hotel Horison Ultima Bandung sebagai mitra Kemen PPPA dan DP3AKB Provinsi Jawa Barat, berkolaborasi dan bersinergi dengan dunia usaha di Provinsi Jawa Barat mengembangkan Sudut Kriya dan tempat bermain anak di salah satu area hotel sebagai wujud komitmen mendukung upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Sudut Kriya digunakan sebagai tempat untuk menjual hasil produksi industri rumahan para perempuan.
“Saya terinspirasi dengan semangat dan komitmen Ibu Menteri Bintang, jadi kami membuka Sudut Kriya untuk mewadahi usaha perempuan. Salah satu misi dan komitmen kami adalah bermanfaat untuk masyarakat, jadi kami memilih untuk membantu mengembangkan usaha-usaha perempuan yang ada di Bandung dan Provinsi Jawa Barat,” ujar General Manager Horison Ultima Bandung, Atik Damarjati.
Kemen PPPA menggandeng mitra dari dunia usaha, lembaga masyarakat, organisasi, maupun donatur lainnya untuk berkolaborasi dalam memberikan paket-paket pemenuhan kebutuhan spesifik yang dapat membantu meringankan beban para kelompok rentan, terutama perempuan dan anak dari keluarga sangat miskin. Sejak awal Mei 2020, Kemen PPPA bekerja sama dengan berbagai pihak, telah menyalurkan ribuan paket pemenuhan kebutuhan spesifik kepada perempuan dan anak kelompok rentan terdampak Covid-19 di beberapa daerah zona merah, antara lain DKI Jakarta.(op-7)