Denpasar– Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar dan Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) melakukan restocking 5.000 kerang abalon di perairan Bali, Rabu (10/6).
Ribuan kerang Abalon tersebut merupakan hasil budidaya BPIU2K Karangasem. Restocking bertujuan untuk memulihkan populasi di alam dan untuk menjaga ketersediaan stok agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat sekitar.
Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso mengatakan kegiatan restocking dilakukan di dua titik lokasi yaitu di Pantai Penimbangan Buleleng dan di Tukad Mungga, Bali.
“Kerang Abalon yang dilepas di Pantai Penimbangan sebanyak 4.000 ekor berukuran 3 cm. Sedangkan kerang Abalon di Tukad Mungga sebanyak 1.000 ekor dengan ukuran yang sama,” jelas Yudi di Gianyar (10/6).
Yudi mengungkapkan pemilihan lokasi restocking telah melalui kajian dan evaluasi. Pantai Penimbangan merupakan lokasi peneluran penyu alami dan memiliki keunikan terumbu karang.
“Di Pantai Penimbangan terdapat Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari yang merupakan kelompok binaan BPSPL Denpasar. Pokmaswas ini sangat aktif melestarikan sumberdaya pesisir di Singaraja,” ungkapnya.
Yudi berharap Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) di lokasi restocking dapat aktif melakukan monitoring kerang Abalon dan dapat mengambil manfaat setelah populasinya bertambah banyak.
“Saya berharap agar kerang abalon dapat berkembang biak dengan baik dan ke depannya masyarakat dapat memanfaatkan hasilnya,” katanya.
Restocking kerang Abalon di Pantai Penimbangan, Buleleng dilakukan oleh 12 penyelam yang terdiri dari anggota Pokmaswas Penimbangan Lestari, BPSPL Denpasar, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Pokmaswas Pacung, Balawista Buleleng dan Buleleng Times.
Kerang Abalon merupakan biota laut yang berperan sangat penting bagi ekosistem pesisir. Abalon termasuk dalam kelas gastropoda, famili haliotidea. Abalon hidup di perairan yang berbatu karang dan banyak ditumbuhi rumput laut. Budidaya abalon tergolong sangat potensial secara ekonomis karena para pembudidaya cukup memberikan pakan rumput laut Gracillaria dan sejauh ini belum ada ancaman penyakit.(op-10)