Jakarta-Presiden Joko Widodo secara khusus meminta kepada Kementerian Kesehatan untuk melakukan sosialisasi secara masif protokol tatanan normal baru. Hal ini bertujuan agar masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan, baik mengenai jaga jarak, mengenai pakai masker, mengenai cuci tangan, mengenai dilarang berkerumun dalam jumlah yang banyak.
“Kalau ini sosialisasi ini betul-betul bisa kita lakukan secara masif, saya yakin kurva R0 dan Rt betul-betul bisa kita turunkan. Dan ini sudah kita lihat di beberapa provinsi bisa kita kerjakan,” jelas Presiden Jokowi dalam pengantar Rapat Terbatas (melalui Video Conference) Persiapan Pelaksanaan Protokol Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/5/2020).
Selain itu, Presiden menjelaskan, tatanan normal baru sudah dimulai Senin (26/5), sudah digelar pasukan, aparat dari TNI dan Polri yang telah diterjunkan ke lapangan, ke titik-titik keramaian di 4 provinsi dan 25 kabupaten dan kota dalam rangka persiapan pelaksanaan tatanan normal baru yang akan terlihat dari angka-angka dan fakta-fakta di lapangan, utamanya yang berkaitan dengan R0 dan Rt. “Dan apabila ini nanti efektif, kita akan gelar, kita perluas lagi, kita lebarkan lagi ke provinsi yang lain, ke kabupaten/kota yang lain,” tutur Presiden.
Kemudian, kata Presiden, nanti juga akan mulai untuk tatanan baru ini dicoba di beberapa provinsi, kabupaten, dan kota yang memiliki R0 yang sudah di bawah 1 dan juga pada sektor-sektor tertentu yang kita lihat di lapangan bisa melakukan, mengikuti tatanan normal baru yang ingin dikerjakan.
Menurut Presiden, dalam rangka persiapan menuju tatanan normal baru ini saya juga minta tolong dicek tingkat kesiapan setiap daerah dalam mengendalikan virus ini. Untuk daerah-daerah yang masih tinggi, yang kurvanya masih naik, Presiden sudah perintahkan kepada Gugus Tugas, kepada Panglima TNI dan Kapolri, untuk di Jawa Timur misalnya untuk menambah bantuan pasukan, aparat di sana agar bisa menekan kurvanya agar tidak naik lagi.
“Dan memasifkan pengujian sampel, pelacakan yang agresif terhadap yang PDP maupun ODP dan melakukan isolasi yang ketat. Ini kita lakukan pada provinsi-provinsi yang masih kurvanya masih naik,” kata Presiden.(op-3)