Pemerintah Pusat Jangan “Cuekin” Kasus DBD di NTT

by -
Simon Malo Kii (foto: ist)

Waikabubak– Pemerintah pusat diminta agar tidak cuek dengan kasus demam berdarah di Provinsi NTT. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menalan puluhan orang di NTT. Kasus Covid-19 memang sangat penting dan mendesak, tapi bagi NTT, bukan hanya ancaman Covid-19, tapi juga ada kasus DBD.

“Kami di NTT ini kena dobel. Ada ancaman Covid-19 yang harus diantisipasi, meski sampai sekarang belum ada yang positif. Tapi, di depan mata ini, kasus DBD menelan korban meninggal. Kita harapkan ada perhatian serius,” kata Koordinator Solidaritas Sumba, Simon Malo Kii kepada wartawan di Sumba, Senin (6/4/2020).

Simon juga meminta, agar pemerintah melakukan penelitian mendalam mengenai kasus DBD, karena ada keanehan dimana kasus DBD NTT muncul hampir bersamaan dengan Covid-19, sementara di NTT belum ditemukan adanya Covid-19. “Hal-hal seperti ini kan perlu didalami, sehingga benar-benar ada gambaran dalam mencari solusi, termasuk agar hal seperti ini tidak terulang di masa depan,” ujar Simon.

Mengenai antisipasi Covid-19 di Sumba, Simon menjelaskan, dari situasi di lapangan tampak adanya langkah antisipasi dari pemerintah daerah dan masyarakat. “Kita berharap, kepedulian dari masyarakat akan membantu pemerintah, sehingga penularan virus ini bisa dihentikan. Tapi, kalau bicara kesulitan, ya selalu ada tantangan, seperti keterbatasan alat perlengkapan diri (APD),” tuturnya.

Sementara itu, musisi yang juga jaringan Solidaritas Sumba, Ardi Siubelan, mengharapkan, agar pemerintah daerah bertetangga dapat saling berkolaborasi dalam upaya pencegahan covid-19 di Sumba. “Jangan larut dalam aspek procedural, meski itu penting, tapi yang utama keselamatan masyarakat Sumba. Kita bersyukur, kalau Sumba masih bebas covid-19 dan butuh kerja keras dari semua pihak untuk mempertahankan situasi ini,” tegasnya.

Dia menjelaskan, Sumba itu hanya empat kabupaten, tapi kalau jalan sendiri-sendiri dan tidak bekerjasama, tentu tidak menguntungkan dalam pencegahan Covid-19. “Saya kira, pembatasan di Sumba itu harus berbasis pulau, tidak bias berbasis daerah. Berarti harus ada inisiatif dari keempat kabupaten di Sumba. Kita yakin pasti sudah dilakukan hanya tidak dipublikasikan saja,” kata Ardi.

Sekretaris Umum IKBS Jabodetabek, Hermanus Dona yang juga jaringan Solidaritas Sumba, mengaku sangat senang karena NTT secara keseluruhan belum ditemukan Covid-19, tetapi juga bukan tanpa masalah, karena kasus DBD menelan korban jiwa di NTT. “Kasus DBD ini menelan korban jiwa sudah puluhan kalau dari berita di media. Kematian bukan soal statistik, satu orang meninggal karena kasus DBD itu sebenarnya harus ada yang bertanggung jawab. Jangan sampai negara abai dalam melindungi rakyat dalam soal kesehatan,” ujarnya.

Herman mengatakan, kalau di negara lain, mungkin sudah lama pejabat pemerintah mengundurkan diri karena tidak mampu melindungi rakyat. “Kita tidak tuntut seperti itu, tapi setidaknya ada upaya yang benar-benar nyata. Negara hadir untuk mencegah, bukan setelah ada korban baru terburu-buru,” tegasnya.(op-9)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.