Jakarta-Pemerintah telah menentukan siapa saja yang diprioritaskan untuk dilakukan Rapid Test Corona atau Covid-19. Yang pertama adalah orang yang telah kontak dekat pasien positif baik yang dirawat di RS maupun yang mengisolasi diri di rumah, kedua adalah tenaga kesehatan (Nakes).
Jubir Pemerintah untuk Covid-19 dr. Achmad Yurianto mencontohkan orang yang telah kontak dengan pasien positif adalah keluarga yang satu rumah dengan pasien atau bisa juga orang satu kantor dengan pasien.
Kemudian Rapid Test terhadap Nakes diprioritaskan mengingat mereka adalah orang yang sering kontak dekat dengan pasien.
Rapid Test dilakukan menggunakan metode pemeriksaan antibody, bukan melakukan pemeriksaan langsung terhadap virusnya.
“Metode Rapid Test digunakan sebenarnya untuk skrining terhadap adanya kasus positif di masyarakat. Oleh karena itu yang diperiksa pada Rapid Test ini adalah antibody nya yang ada di dalam darah, sehingga spesimen yang diambil adalah darah,” kata dr. Achmad.
Sementara itu dibutuhkan 6 hingga 7 hari hingga terbentuk antibody untuk kemudian bisa diidentifikasi darahnya. Kalau hasilnya positif maka diyakini pasien sedang terinveksi Corona, tetapi kalau hasilnya negatif 2 kali pemeriksaan maka bisa diyakini pasien tidak terinveksi Corona, namun sangat mungkin bisa terinveksi.
“Meskipun pada hasil pemeriksaan pertama negatif maka kita akan tetap meminta pasien jaga jarak dengan orang lain supaya tidak ada proses penularan. Ini penting dan harus dilaksanakan bersama-sama. Yang hasilnya positif akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan antigen melalui pemeriksaan swab dan kemudian PCR,” imbuhnya.
Diharapkan dengan dilakukannya Rapid Test dapat menjaring secara cepat keberadaan kasus positif.
Positif Corona
Jumlah pasien positif Covid-19 terus bertambah. Hari ini, Jumat 27 Maret total pasien tersebut mencapai 1046.
“Terjadi penambahan kasus yang cukup signifikan, 153 kasus baru. Ini menggambarkan masih ada penularan penyakit ini (Covid-19) di tengah masyarakat. Total 1046 kasus,” kata Jubir Pemerintah untuk Covid-19 dr. Achmad Yurianto pada Konferensi Pers di Gedung BNPB, Jumat (27/3).
Selain itu ia menyebut ada 11 pasien yang sembuh dan boleh pulang. Total pasien sembuh sebanyak 46 orang. Sementara itu pasien meninggal pun bertambah 9 dalam 24 jam terakhir, sehingga total ada 86 pasien meninggal.
dr. Achmad menekankan isolasi diri penting untuk mencegah penularan virus Corona. Isolasi diri di rumah dimaknai membatasi jarak dengan anggota keluarga, jika memungkinkan gunakan 1 kamar untuk 1 orang, tidak makan bersama pada satu meja, tidak menggunakan alat makan dan alat minum bersama.
“Ada kontak dekat yang terjadi dengan kasus ini sehingga kemudian terjadi penularan dan kemudian memuculkan angka pasien sakit. inilah yang jadi faktor utama dalam kaitan penambahan kasus dari hari ke hari,” katanya.
Jaga jarak saat berinteraksi harus dipatuhi, karena, lanjut dr. Achmad, pada jarak yang sangat dekat kurang dari 1,5 meter membuka peluang besar untuk terjadinya penularan dari orang positif Covid-19 ke orang sehat melalui droplet.
Atau bisa juga terjadi kontak tidak langsung, misalnya percikan ludah orang positif Covid-19 mengenai barang-barang yang sering digunakan bersama seperti pegangan di bus atau gagang pintu.
“Ini terjadi kemudian tidak disertai cuci tangan menggunakan sabun dan kemudian secara langsung makan atau minum tanpa cuci tangan atau menyentuh hidung mulut,” ujar dr. Achmad.
Inilah yang menjadi bukti bahwa kasus ini masih terus akan menular di tengah masyarakat kita. Oleh karena itu saya minta mari kita patuhi bersama hindari kontak dekat, oleh karena itu jaga jarak pada saat melaksanakan komunikasi dengan siapapun baik itu di rumah maupun di luar rumah,” tegas dr. Achmad.(op-3)